Monday, April 30, 2012

About Pastura


Pastura merupakan suatu lapangan terpagar yang ditumbuhi hijauan dengan kualitas unggul dan digunakan untuk menggembalakan ternak ruminansia (Parakkasi, 1999), sehingga dapat disebut sebagai padang penggembalaan. Sedangkan menurut Reksohadiprodjo (1985), pastura terdiri dari beberapa macam, yaitu : pastura alam, pastura alam yang sudah ditingkatkan, pastura buatan (temporer), dan pastura dengan irigasi. 

Pastura alam terdiri dari tanaman dominan yang berupa rumput perennial, sedikit atau tidak ada sama sekali belukar gulma (weed), tidak ada pohon, sering disebut padang penggembalaan permanen, tidak ada campur tangan manusia terhadap susunan floranya, tetapi hanya mengawasi ternak yang digembalakan. Pastura alam yang sudah ditingkatkan terdiri dari spesies-spesies hijauan makanan ternak dalam padangan belum ditanam oleh manusia, tetapi manusia telah mengubah komposisi botaninya sehingga didapat spesies hijauan yang produktif dan menguntungkan dengan jalan mengatur pemotongan (defoliasi). Pastura buatan (temporer) terdiri dari tanaman makanan ternak dalam padangan telah ditanam, disebar dan dikembangkan oleh manusia. Padangan dapat menjadi padangan permanen atau diseling dengan tanaman pertanian. Pastura dengan irigasi, biasanya terdapat di daerah sepanjang sungai atau dekat sumber air.

Monday, March 19, 2012

Daging kelinci Atasi Kemandulan


Kelinci merupakan binatang yang banyak dipelihara dan digemari orang, mulai dari anak-anak sampai orang tua. Binatang pemakan wortel ini banyak sekali jenisnya. Begitu pula warna bulunya. Ada putih, coklat, hitam, abu-abu dan masih banyak lagi. Dengan bertumpu pada kedua kaki belakangnya, binatang ini mampu melompat dengan cepat untuk menghindari bahaya.

Akhir-akhir ini budi daya ternak kelinci sudah sangat maju sehingga keberadaan kelinci sangat mudah ditemukan di mana-mana. Bahkan di pasar-pasar kaget (kawasan perumahan ataupun di pinggir jalan) sudah dijajakan kelinci dalam jumlah yang cukup banyak, dengan menggunakan mobil bak terbuka.

Kelinci di samping sebagai hewan peliharaan, ternyata dagingnya juga diyakini dapat menyembuhkan suatu penyakit. Pengalaman menarik terjadi di Sleman – Yogyakarta. Seorang peternak kelinci suatu hari pernah kedatangan orang dengan nafas ngos-ngosan. Tanpa banyak komentar orang tersebut langsung meminta dibakarkan hati plus jantung kelinci. Tanpa pikir panjang dipenuhinya permintaan tersebut. Begitu daging kelinci sudah masak, orang tersebut langsung menyantapnya sampai tak tersisa. Sekitar 5 menit kemudian orang yang ternyata penderita asma tersebut sudah tidak lagi ngos-ngosan. Bahkan wajahnya nampak sumringah. Sejurus kemudian orang tersebut menjelaskan kepada si peternak kelinci bahwa daging kelinci berkhasiat untuk menyembuhkan penyakit asma. Apalagi bila memasaknya dengan cara direbus saja.

Khasiat daging kelinci ini ditemukan dua mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang. Kandungan ketotifen dalam daging kelinci menjadi alternatif bagi penderita asma. Senyawa molekul yang terdapat dalam daging ini mampu menyembuhkan penyakit asma. Bagian paling mujarab terletak pada hati kelinci. Untuk mempertahankan kadar gizi dan kandungan ketotifen ini, paling baik dimasak menggunakan sistem rebus.

Berdasarkan pengalaman aneh tersebut akhirnya si pedanag kelinci membuka warung sate kelinci tidak jauh dari rumahnya. Hampir tiap hari ada pemesan organ-organ khas pada kelinci, misal kepala, empedu, hati dan penis. Menurut pengakuan para pembelinya, organ-organ satwa tersebut punya khasiat tersendiri sebagai pengobatan alternatif.

Berdasarkan pengalamannya, pedagang sate tersebut mengatakan bahwa semua bagian dari kelinci mempunyai khasiat menyembuhkan penyakit. Misal kepala, hati, empedu, daging dan penisnya. Tapi masih ada yang belum bisa diketahui, siapa tahu dari darah serta kulitnya juga tersimpan khasiat yang ampuh.

Kepala kelinci yang di dalamnya ada otak, misalnya, bisa menambah kesuburan wanita. Hati kelinci untuk mengobati penyakit asma. Dagingnya yang dikenal punya protein tinggi dan kolesterol rendah juga baik untuk kesehatan. Sedang penis serta testis hewan bisa menambah keperkasaan kaum pria.

Cara mengolahnya ada yang cukup dimasukkan plastik lalu dikukus. Memang penelitian ilmiah tentang khasiat daging kelinci belum terdengar, namun beberapa orang menyatakan (sugesti) kebenaran khasiat daging kelinci.
 
#dari berbagai sumber 

Thursday, March 15, 2012

Khasiat Jambu Biji


Jambu biji (Psidium guajava linn) berasal dari Amerika Tengah. Tanaman ini dapat tumbuh baik di dataran rendah maupun di dataran tinggi. Umumnya ditanam di pekarangan dan di ladang-ladang. Pohon jambu biji merupakan tanaman perdu yang bercabang banyak, tingginya dapat mencapai 12 m. Besarnya buah bervariasi dari yang yang berdiameter 2,5 cm sampai dengan lebih dari 10 cm.

Jambu yang digemari oleh masyarakat umumnya yang berdaging lunak dan tebal, rasanya manis, berbiji sedikit dan buahnya berukuran besar. Beberapa jenis jambu biji yang diunggulkan antara lain jambu Pasar Minggu, Jambu Bangkok, jambu Palembang, jambu sukun, jambu apel, jambu sari, jambu merah dan jambu merah getas.

Di antara berbagai jenis buah, jambu biji mengandung vitamin C yang paling tinggi dan cukup mengandung vitamin A. Dibanding buah-buahan lainnya seperti jeruk manis yang mempunyai kandungan vitamin C 49 mg/100 gram bahan, kandungan vitamin C jambu biji 2 kali lipat. Vitamin C ini sangat baik sebagai zat antioksidan. Sebagian besar vitamin C jambu biji terkonsentrasi pada kulit dan daging bagian luarnya yang lunak dan tebal.

Kandungan vitamin C jambu biji mencapai puncaknya menjelang matang. Selain pemasok andal vitamin C, jambu biji juga kaya serat, khususnya pectin (serat larut air), yang dapat digunakan untuk bahan pembuat gel atau jeli. Manfaat pectin lainnya adalah untuk menurunkan kolesterol yaitu mengikat kolesterol dan asam empedu dalam tubuh dan membantu pengeluarannya. Penelitian yang dilakukan Singh Medical Hospital and Research center Morrabad, India menunjukkan jambu biji dapat menurunkan kadar kolesterol total dan trigliserida darah serta tekanan darah penderita hipertensi essensial.

Tabel Kandungan Gizi jambu biji dalam 100 gram
KandunganJumlahKandunganJumlah
Energi
Vitamin A
Protein
Vitamin B1
Lemak
Vitamin B2
Karbohidrat
49,00 ka
25 SI
0,90 gr
0,05 mg
0,30 gr
0,04 mg
12,20 gr
Vitamin C
Kalsium
Niacin
Fosfor
Serat
Besi
Air
87,00 mg
14,00 mg
1,10 mg
28,00 mg
5,60 gr
1,10 mg
86 gram
Bagian yg dapat dimakan 82 %

Jambu biji juga mengandung tannin, yang menimbulkan rasa sepat pada buah tetapi juga berfungsi memperlancar sistem pencernaan, sirkulasi darah, dan berguna untuk menyerang virus.

Kurangi resiko penyakit jantung sampai 16%

Jambu biji juga mengandung kalium yang berfungsi meningkatkan keteraturan denyut jantung, mengaktifkan kontraksi otot, mengatur pengiriman zat-zat gizi lainnya ke sel-sel tubuh, mengendalikan keseimbangan cairan pada jaringan dan sel tubuh. Penelitian yang dilakukan Singh Medical Hospital & Research Centre Morabad , India menunjukkan bahwa jambu biji dapat menurunkan kadar kolesterol total dan trigliserida darah serta tekanan darah penderita hipertensi. Karena kandungan likopen yang tinggi ini, di Indonesia jus buah jambu merah sering kali dipergunakan untuk meningkatkan kadar trombosit penderita penyakit demam berdarah. Menurut Dr. James Cerda dengan memakan jambu biji 0,5 - 1 kg / hari selama 4 minggu resiko terkena penyakit jantung dapat berkurang sebesar 16 %.

Dalam jambu biji juga ditemukan likopen yaitu zat non gizi potensial lain selain serat. Likopen adalah karatenoid (pigmen penting dalam tanaman) yang terdapat dalam darah (0,5 mol per liter darah) serta memiliki aktivitas anti oksidan. Riset-riset epidemologis likopen pada studi yang dilakukan peneliti Itali, mencakup 2.706 kasus kanker rongga mulut, tekek, kerongkongan, lambung, usus besar dan dubur, jika mengkonsumsi likopen yang meningkat, khususnya pada jambu biji yang daging buahnya berwarna merah, berbiji banyak dan berasa manis mempunyai efek memberikan perlindungan pada tubuh dari beberapa jenis kanker.

Disamping manfaat jambu biji untuk menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah serta mencegah munculnya kanker, memperkuat daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit, meningkatkan kesehatan gusi, gigi dan pembuluh kapiler serta membantu penyerapan zat besi dan penyembuhan luka. Jambu biji juga berkhasiat anti radang, anti diare dan menghentikan pendarahan, misalnya pada penderita demam berdarah dengue (DHF).

Jambu Merah Tidak Bisa Sembuhkan DBD

Jambu merah dipercaya bisa meningkatkan kadar trombosit darah yang turun saat demam berdarah. Namun sebenarnya secara medis jambu merah tidak serta merta bisa menyembuhkan demam berdarah. "Jambu merah hanya untuk meningkatkan daya tubuh," kata Dian Afianti, dokter di Rumah Sakit Roemani, Semarang, Jawa Tengah.

Jadi bila anda menderita demam berdarah sebaiknya pengobatan medis tetap diperlukan. Lebih penting lagi sebaiknya cegah demam berdarah dengan menjaga kebersihan lingkungan serta memberantas sarang nyamuk dan jentik-jentiknya.

Monday, February 6, 2012

Pencernaan Pada Kelinci


Senin pagi kemarin, kelinci yang kami pelihara menghembuskan nafas terakhirnya. Binatang yang unik dan sangat lucu ini memang banyak sekali memiliki keistimewaan. Kemudian untuk kali ini saya mencoba memaparkan seperti apa dan bagaiman organ pencernaan pada kelinci beserta fungsi-fungsinya dengan mengcopas salah satu content tulisan pada blog yang lain www.sihebatisna.wordpress.com. Mudah-mudahan bermanfaat :
Kelinci memiliki sistem pencernaan yang amat rumit, dan mereka tidak dapat mencerna semua makanan dengan cara yang sama. Sebagai contoh, mereka dapat mencerna fruktosa (zat gula pada buah-buahan) dengan sangat baik, namun kemampuan untuk mencerna gula jenis lain sangat rendah, karenanya permen dan kue-kue manis dapat membuat kelinci menjadi sangat sakit. Hal ini disebabkan karena gula dan zat-zat makanan yang tidak dapat dicerna oleh usus halus kelinci akan menumpuk di cecum, dan memancing bertambahnya bakteri produsen racun yang menyebabkan banyak penyakit pada kelinci.
Kelinci sangat payah dalam hal mencerna selulosa (Fraga 1990) hal ini merupakan paradoks bagi hewan pemakan tumbuhan. Daya cerna yang lemah terhadap serat dan kecepatan pencernaan kelinci untuk menyingkirkan semua partikel yang sulit dicerna menyebabkan kelinci membutuhkan jumlah makanan yang besar (Sakaguchi 1992).
Proses pencernaan dimulai di mulut, dimana makanan akan diremukkan oleh gigi. Ketika seekor kelinci makan, ia akan mengunyah kira-kira 300 kali dan mencampurkannya dengan liurnya. Ketika makanan sudah terasa halus, kelinci akan menelan makanan melewati kerongkongan dan makanan akan berpindah ke lambung, disana kontraksi otot akan meremas dan memutar makanan, memisahkan partikel-partikel dan mencampurkan mereka dengan cairan lambung.
Namun fungsi utama lambung sendiri sebagai organ penyimpanan dan sterilisasi sebelum makanan dipindah ke usus halus. Bagian penting dari pencernaan baru akan dimulai di usus halus, dimana asam lambung dineutralisir dan enzim-enzim dari hati dan pankreas dicampur dengan makanan. Enzim ini penting untuk mencerna dan menyerap karbohidrat, protein, lemak dan vitamin. Kemudian 90% fruktosa, protein, dan sari-sari makanan lain akan diserap, namun selulosa dan serat lain yang tidak dapat dicerna dengan baik (termasuk kulit pohon yang sering digerogoti kelinci maupun serat yang ada di pellet mereka) akan disingkirkan.
Mungkin anda berpikir, partikel yang besar akan tersangkut dalam organ pencernaan sedangkan yang kecil akan keluar dengan mudah? Tidak. Justru sebaliknya. Partikel-partikel tidak tercerna yang kecil-kecil serta jenis makanan lain yang terdeteksi sebagai tidak dapat dicerna, akan dikirim ke cecum untuk difermentasi, namun partikel besar akan dengan cepat dibuang ke usus besar dan dikeluarkan oleh tubuh dalam bentuk kotoran yang bundar-bundar.
Dalam cecum, bakteri akan mencerna selulosa, hampir semua jenis gula, sari-sari makanan dan protein berlebih yang tidak tercerna di usus halus. Setiap 3 sampai 8 jam cecum akan berkontraksi dan memaksa material yang ada di dalamnya untuk kembali ke usus besar, dimana sisa-sisa tersebut akan dilapisi oleh lendir, dan berpindah ke anus. Sisa-sisa ini akan menjadi kotoran yang berbentuk seperti anggur hitam kecil-kecil yang disebut “cecothropes” atau “cecal pills”. Untungnya, proses ini lebih sering terjadi dimalam hari. Kelinci biasanya akan memakan cecothropesnya kembali langsung dari anus untuk mencerna kembali sari-sari makanan yang tidak tercerna tadi dan menerima nutrisi yang lebih banyak. Meski terlihat sangat menjijikan, proses ini sangat penting bagi pencernaan kelinci dan menjaga agar kelincimu tetap sehat!
Sedangkan partikel-partikel besar dari serat yang tidak tercerna yang dibuang ke usus besar akan membentuk kotoran keras berbentuk bundar (fecal pills). Cecal pills berbentuk anggur dan sedikit basah karena terbentuk dari sisa-sisa makanan dan partikel serat kecil (gbr. kiri). Fecal pills berbentuk bulat dan keras karena terbentuk dari serat kasar dan dibuang secara melingkar (gbr. kanan). Maka, ketika fecal pills ini terlihat lembek (apalagi berair) hal itu dapat berarti terdapat kondisi tidak normal dalam pencernaan kelincimu.
Sumber : Skitty (duniasatwa.com)

Saturday, January 21, 2012

About Coturnix

Burung puyuh merupakan kekayaan plasma nutfah Indonesia  disebut juga Gemak.  Jenis burung puyuh yang dipelihara di Indonesia diantaranya  Coturnix coturnix japonica, Coturnix chinensis (Bluebreasted quail), Turnic susciator, Arborophila javianica, Arborophila orientalis dan Rollus roulroul (Listiyowati dan Roospitasari, 2000). Burung puyuh yang biasa diternakan di Indonesia adalah strain Coturnix coturnix japonica yang berasal dari Jepang (Rasyaf, 1994).
Burung puyuh (Coturnix coturnix japonica) mempunyai ciri-ciri badannya kecil, bulat, ekornya sangat pendek dan warna bulu bercak-bercak coklat (Listiyowati dan Roospitasari, 2000). Menurut Pappas (2002), klasifikasi zoologi burung puyuh adalah sebagai berikut :
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Chordata
Sub phylum     : Vertebrata
Class                : Aves
Ordo                : Galliformes
Famili              : Phasianidae
Sub Famili       : Phasianidae
Genus              : Coturnix
Species            : Coturnix coturnix japonica
            Burung puyuh dapat berkembang biak dengan baik dan tahan terhadap penyakit. Sejak burung puyuh diperkenalkan, dapat berkembang dan tumbuh dengan baik dan efesien dalam pertumbuhannya dengan pakan yang mengandung protein tinggi (Odunsi et al, 2007). Bobot badan burung puyuh betina dewasa antara 110-160 g, sedangkan burung puyuh jantan dewasa antara 100-140 g, puyuh mulai bertelur mulai pada umur 6 minggu dan bertelur selama 8-12 minggu, dengan produksi telurnya berkisar antara 200-300 butir per tahun ((Nugroho dan Manyun, 1990). Perbandingan rasio puyuh jantan dan betina di dalam kandang untuk pembibitan adalah 1:3 (Listiyowati dan Roospitasari, 2000).

Pakan Burung Puyuh

Pakan merupakan campuran berbagai macam bahan organik dan anorganik yang diberikan kepada ternak untuk memenuhi kebutuhan zat-zat makanan yang diperlukan bagi pertumbuhan, perkembangan, dan reproduksi. Agar pertumbuhan dan produksi maksimal, jumlah dan kandungan zat-zat makanan yang diperlukan ternak harus mamadai (Suprijatna et al., 2005). Kebutuhan pakannya sangat sedikit, sesuai dengan ukuran tubuhnya yang kecil yaitu 14-24 gram/ekor/hari (Sunarno, 2004).
Burung puyuh membutuhkan pakan dengan kandungan protein yang berbeda pada tiap periode, periode starter dan grower hendaknya diberi pakan yang berkadar protein lebih tinggi dibandingkan dengan puyuh biasa. Puyuh dewasa rata-rata memerlukan pakan sekitar 20 gr/hari(Redaksi Agromedia, 2007). Untuk puyuh yang masih bertumbuh (umur 0 hari- 6 minggu) tingkat protein yang dianjurkan adalah 24-25 %. Setelah dewasa kelamin puyuh akan bertelur, untuk itu tingkat protein yang dianjurkan adalah 20 % (Rasyaf, 1994). Pada masa pertumbuhan, protein digunakan untuk menyusun jaringan tubuh yaitu membentuk otot, kuku, sel darah dan tulang  tetapi pada masa bertelur protein tidak lagi digunakan untuk menyusun jaringan tubuh tetapi lebih digunakan untuk materi penyusun telur dan sperma (NRC, 1994).

Daftar Pustaka

Listiyowati, E. dan K. Roospitasari. 2000. Tata Laksana Budi Daya Puyuh Secara Komersial. Penebar Swadaya, Jakarta.

Rasyaf, M. 1994. Memelihara Burung Puyuh. Kanisius (Anggota KAPPI), Yogyakarta.

Odunsi, A.A.,  A.A. Rotimi., E.A. Amao. 2007. Effect of Different Vegetable Protein Sources on Growth and Laying Performance of Japanese Quails (coturnix coturnix japonica) in a Derived Savannah Zone of Nigeria. World App. Sci. J. 3 (5): 567-571.

Nugroho dan I. GST. KT. Mayun. 1990. Beternak Burung Puyuh. Kanisius, Yogyakarta.

Sunarno. 2004.  Potensi Burung Puyuh. Majalah Poultry Indonesia Edisi Pebruari hal.61.

Suprijatna, E., U. Atmomarsono dan R. Kartasudjana. 2005. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penebar Swadaya, Jakarta.

Redaksi Agromedia. 2007. Sukses Beternak Puyuh. PT Agromedia Pustaka, Jakarta.

National Research Council. 1994. Nutrient Requirements of Poultry. National Academy of Science. Washington D. C.